Banten. Spektrum-nasional.com || Aksi unjuk rasa kaum buruh terhadap pihak perusahan PT. GNI karena tidak tercapainya kesepakatan antara perusahaan dengan pihak buruh yang menuntut perusahaan untuk menerapkan prosedur K3 diantaranya menyediakan alat pelindung diri, menghentikan pemotongan upah yang tidak jelas peruntukannya dan menghentikan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) untuk pekerja yang bersifat tetap. Karena dalam sistem PKWT itu banyak hak kaum buruh yang hilang. Selasa, (17/01/2023)
Selain itu -- tetkait dengan PHK semena-mena terhadap buruh sebelumnya -- organisasi buruh setempat meminta pihak perusahaan mempekerjakan kembali. PHK kaum buruh ini karena masa kontraknya dianggap berakhir akibat aksi unjuk rasa kaum buruh sebelumnya.
Aksi unjuk rasa kaum buruh sebelumnya ini, meminta kejelasan hak untuk keluarga almarhum Made dan Nirwana Selle yang harus dan wajib mendapat perhatian dari pihak perusahaan. Jadi, kalau kemudian terjadi aksi unjuk rasa hingga menimbulkan insiden besar yang membuat terperangah banyak pihak -- termasuk Istana Negara Jakarta -- itu harus diusut dari kelalaian pihak perusahaan dan pemerintah daerah setempat, wabil khusus Dinas Tenaga Kerja hingga Kementerian Tenaga Kerja yang selalu terkesan abai pada hak dan kepentingan buruh, katena lebih cenderung berpihak pada perusahaan.
Masalahnya sekarang, haruskah aksi unjuk rasa kaum buruh perlu heboh dan sedakhsyat itu insidennya -- membakar pabrik dan berjatuhan sejumlah nyawa manusia -- hingga dapat dianggap pantas mendapat perhatian ?
Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Prediden (Website: http://www.presiden.go.id) telah menempatjan agak istimewa berita aksi kaum buruh PT. GNI ini, hingga menggedor Kapolri untuk mengatasi kasus tersebut dengan menangkap sejumlah mereka yang dianggap terlibat membuat pengrusakan. Karena itu, Polri pun -- yang telah diperintahkan juga untuk dibantu TNI -- sabgat diharap bersikap netral dan memiliki niat baik untuk menjernihkan suasana agar bisa terciptanya suasana damai khususnya bagi warga masyarakat setempat. Khususnya untuk kaum buruh dan keluarganya. Sebab hanya dengan begitu rasa keadilan bisa dijaga bersama.
Dilaporkan oleh : Jacob Eraste.
Editor : Kans Tse.
Mantan Wakil Presiden RI Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin didampingi Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza, mantan Wakil Menteri Agama RI sekaligus pemilik Svarga by Samsara Zainut Tauhid Ta’adi dalam kegiatan Grand Opening Svarga by Samsara
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto berbicara soal dua kunci penting untuk meraih kesuksesan dalam hidup, yaitu ilmu dan adab
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan (KEPP) Otonomi Khusus (Otsus) Papua berperan penting dalam memastikan sinkronisasi, harmonisasi, dan pengawasan program pembangunan di wi